Rabu, 03 Desember 2008

Kain Sasirangan - kain khas Banjar

Dahulu Kain Sasirangan adalah kain yang dipercaya dapat menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit. Selain itu, kain khas Banjar ini juga merupakan kain sakral, yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat. Baik untuk rakyat, maupun keturunan bangsawannya.

Awalnya, kain sasirangan ini hanya berbentuk Laung (ikat kepala pria), Kakamban (serudung), Udat (Kemben) dan sarung. Namun, pada perkembangannya, kain sasirangan kini sudah digunakan untuk berbagai hal. Mulai dari pakaian jadi dengan berbagai model, hiasan-hiasan dinding, payung, kipas, dan hiasan perabotan lainnya.

Motif kain sasirangan, sebenarnya mirip dengan kain Jumputan. Hanya saja, sasirangan mempunyai motif tradisional dan ciri tersendiri.
Beberapa nama motif sasirangan antara lain motif Banawati, Tali Gapu, Bayam Raja, Kulat Kurikit, Kangkung Kaombakan, Ombak Sinapur Karang, Naga Mendung, Bintang Bahambur, Dara Manginang, Puteri Menangis, dan banyak lagi.

Motif-motif tersebut mempunyai arti dan makna tersendiri. Sehingga, dalam pembuatannya, sasirangan seringkali mengikuti kehendak pemesannya. Oleh karena itu, orang Banjar sering kali menyebut Sasirangan sebagai kain Pamintan yang artinya permintaan.